diufuk timur surya mengintip manis
diiring nyanyian sekumpulan burung
embun pagi lari bersembunyi seakan malu terlihat mentari
berjatuhan lenyap kebumi
wanita tua dengan gagang sapu sedada
bercaping bambu,menutup muka
mengawali hari menghitung langkah mengukur jalanan dg
tarian sapu
dibibirnya yg kering pecah"
terdengar senandung lirih
lantunan doa dipagi ini
agar hujan tahan,tak jatuh
agar terik tak panas memanggang tubuh
aku terkesimak
terpaku mendengar
demi itu
rasa iba menggetarkan ruang dada
tengadah aku menatap langit
ku rasakan cinta Tuhanku memenuhi ruang batinku
demi sitongkat sapu
ku panjatkan doa
"Tuhan kabulkan doanya"
bebaskan dia dari kecemasan
dari ketakutan
Tuhan biarkan dia menari riang dg sapu ditangannya
sapu penopang hidup keluarganya
Tuhan ku kagumi lankahnya
ku kagumi ketabahan dn kegigihannya
adalah sinar pagi dihari kehari
pahlawan keindahan bumi
meskipun tiada orang yg peduli
Tuhan kokohkan tulang"nya disetiap hari
agar tak retak di saat malam tiba
dan biarkan tetap cerah terpancar disela keriput wajahnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar